Mobil Pelayanan SIM Keliling |
Sabtu, 08 Desember 2012
Pelayanan SIM Keliling (khusus Perpanjangan) di Bekasi
Rabu, 24 Oktober 2012
Bagaimana Membaca Buku-buku Teologia
Sebagai pengajar teologi, saya ingin membantu mahasiswa/i
untuk membangun pemikiran kritis teologianya.
Berikut ini beberapa tips untuk membaca buku-buku teologia.
- Ketika anda membaca buku teologi, jangan terburu-buru mengangguk-anggukkan kepala. Lebih baik gelengkan kepala, sebagai tanda bahwa anda belum tentu setuju dengan penulis.
- Jangan terlalu mudah “mencap” ini adalah gaya penulis tertentu. Penulis-penulis seperti Anselmus, Calvin atau Tillich mengubah-ubah style penulisannya yang ditujukan kepada audience dan konteks yang berbeda.
- Cobalah untuk melihat hutan dan bukan sekedar melihat pohon. Lihat secara keseluruhan dan bukan per bagian (lokalitas) saja.
- Sebuah gambar
bernilai 1000 kata. Sebagian orang akan
beruntung dengan mendapatkan sebuah peta konsep.
- Setelah membaca, taruhlah buku, coba simpulkan argumen utama dari buku tersebut dengan kata-kata anda sendiri. Jika anda belum bisa menyimpulkan, itu berarti anda belum menangkap inti buku tersebut. Bacalah sekali lagi.
Siapkan debat/diskusi dengan teman atau pikiran anda sendiri. Untuk membantu pemahaman dan mempertajam analisa.
- Jika anda belum mengerti, beristirahatlah sejenak. Mungkin pikiran anda sedang penuh. Sapalah temanmu di Facebook, nge-tweet dan minumlah kopi.
- Tertawalah kencang-kencang. Ini strateginya Mary Daly (teolog feminis) agar bisa tetap survive di sekolah Alkitab.
- Buatlah indeks buku tersebut secara pribadi. Buku yang kita baca biasanya sudah ada indeksnya, namun tidak sesuai yang diperlukan. Tulislah konsep-konsep atau ide-ide penting dari buku tersebut dan tuliskan juga halamannya agar mudah ditemukan.
- Belilah buku. Ini bukan untuk memperkaya penerbit. Memiliki buku berarti anda bisa menggarisbawahi, membuat catatan kecil dan memberi warna pada statement penting.
- Rentangkan ide-ide selebar-lebarnya. Ini tips dari Gayatri Spivak, yang membuat dia menjadi teolog feminis, penganut Marxis dan Poststrukturalis pada saat yang sama.
- Rancang sebuah peta perjalanan yang berbeda. Menelusuri jejak pemikiran dari penulis dan coba buat plot yang berbeda (antithesis)
- Imajinasikan bahwa anda bisa bertemu dengan sang penulis. Apa yang anda akan katakan kepada penulis? Apa yang anda tanyakan kepadanya?
- Setelah membaca, taruhlah buku, coba simpulkan argumen utama dari buku tersebut dengan kata-kata anda sendiri. Jika anda belum bisa menyimpulkan, itu berarti anda belum menangkap inti buku tersebut. Bacalah sekali lagi.
Siapkan debat/diskusi dengan teman atau pikiran anda sendiri. Untuk membantu pemahaman dan mempertajam analisa.
- Jika anda belum mengerti, beristirahatlah sejenak. Mungkin pikiran anda sedang penuh. Sapalah temanmu di Facebook, nge-tweet dan minumlah kopi.
- Tertawalah kencang-kencang. Ini strateginya Mary Daly (teolog feminis) agar bisa tetap survive di sekolah Alkitab.
- Buatlah indeks buku tersebut secara pribadi. Buku yang kita baca biasanya sudah ada indeksnya, namun tidak sesuai yang diperlukan. Tulislah konsep-konsep atau ide-ide penting dari buku tersebut dan tuliskan juga halamannya agar mudah ditemukan.
- Belilah buku. Ini bukan untuk memperkaya penerbit. Memiliki buku berarti anda bisa menggarisbawahi, membuat catatan kecil dan memberi warna pada statement penting.
- Rentangkan ide-ide selebar-lebarnya. Ini tips dari Gayatri Spivak, yang membuat dia menjadi teolog feminis, penganut Marxis dan Poststrukturalis pada saat yang sama.
- Rancang sebuah peta perjalanan yang berbeda. Menelusuri jejak pemikiran dari penulis dan coba buat plot yang berbeda (antithesis)
- Imajinasikan bahwa anda bisa bertemu dengan sang penulis. Apa yang anda akan katakan kepada penulis? Apa yang anda tanyakan kepadanya?
(sumber: Kwok Pui Lan blog)
Rabu, 07 Maret 2012
Jokowi, Pemimpin yang Berjiwa Merdeka
Pemilukada DKI akan berlangsung pada Juli 2012 nanti. Sudah ada beberapa cagub yang akan bertarung untuk memperebutkan kursi DKI 1 yang mentereng itu. Sebut saja gubernur imcumbent Foke (yang terkenal dengan slogan "serahkan kepada yang ahlinya" namun tidak kelihatan di mana keahliannya itu saat macet, banjir dan transportasi yang semrawut--monorail). Kemudian nama Tantowi Yahya Anggota DPR RI), Nono Sampono (Pensiunan Marinir), DJ Nachrowi (Ketua DPD Demokrat DKI), Alex Noerdin (Gub Sumsel) dan Joko Widodo (Walikota Solo). Dari semua calon itu saya tertarik kepada sosok Walikota Solo, yang akrab dipanggil Jokowi. Namanya semakin melambung karena memang pejabat yang satu ini beda dengan pejabat-pejabat lainnya. Untuk mengenal pribadi beliau, saya searching di internet dan menemukan sebuah artikel menarik yang mengupas kiprah beliau di Solo. Artikel ini saya co-pas dari blog Mind Omnibus (thanks to Sdr. Jtraharjo).
Langganan:
Postingan (Atom)