Kamis, 07 Oktober 2010

Berapa skor Indonesia vs Uruguay?


Entah apa yang ada di kepala bos-bos PSSI sehingga berani-beraninya menantang kesebelasan Uruguay. Belum kering ingatan di kepala, bagaimana Uruguay menjungkirbalikkan ramalan para pengamat, ketika mereka berhasil menjadi Semifinalis Piala Dunia edisi terakhir di South Africa.
Tuan rumah Af-Sel mereka hajar, Perancis mereka tendang, team yang gigih seperti Korsel dan Ghana mereka buat gigit jari. Tentunya bukan sembarang tim.
Pelatih mereka belum berubah, masih Senor Oscar Tabarez yang pernah melatih AC Milan. Di bawah komandonya, Uruguay menjelma menjadi raksasa Amerika Latin yang melangkahi Brazil dan Argentina yang lebih difavoritkan waktu itu. Luis Suarez makin menggila di Ajax Amsterdam, bahkan musim ini dia menerima mandat ban kapten dari coach Martin Jol. Kiper Muslera makin lengket tangannya di dalam menangkap bola, imbasnya klub yang dibelanya Lazio sedang memuncaki Capolista Serie A. Memang Diego Forlan menurut koran hari ini 50-50 kansnya untuk datang ke Jakarta, berhubung masih cedera. Tapi masih ada Edinson Cavani yang memuncaki Capocanieri bersama Etoo. Pendek katalah, mereka tampil full team sama seperti ketika di Piala Dunia kemarin.

Di satu pihak sebagai penggemar sepakbola, saya senang ada tontonan bermutu di Jumat malam. Namun di pihak lain ada rasa ngeri membayangkan apakah Markus Horison dapat selama mungkin mengawal gawangnya tetap perawan? Apakah Boas dan Bambang dapat mendekati kotak penaltinya Muslera? Kira-kira possession football kita dengan mereka 40-60 atau 30-70...atau malah 20-80? Ngeri kali..

Kengerian saya bukan tanpa alasan. Wong lawan tetangga yang dekat saja, Singapura or Malaysia, saya lupa kapan kita pernah menang. Sea Games 1991 terakhir kali PSSI membawa pulang medali emas. Selebihnya seragam merah putih cuma bau keringat asem, tanpa emas yang menyala-nyala.

Hati ini jadi bimbang. Di satu sisi ingin sekali mendukung ke Senayan. Kebetulan ada rekan yang menawari tiket free, tapi kalo pergi ke sana dan melihat pembantaian kejam gawang Horison, hati tak kuat. Biarlah saya menonton saja dari televisi, sehingga tak terlalu teriris batin ini menyaksikan kekalahan PSSI yang malang. Sempat muncul titik harap, ada khayalan nakal bahwa Boaz atau Firman Utina bisa mencetak gol dan penentu kemenangan. Tapi segera kubuang jauh-jauh dan melarang mimpi itu datang. Tidak sopan sekali memikirkan Indonesia menang atas juara 4 Piala Dunia.

Oh ya, saya pikir kira-kira skor akhirnya adalah 0-4 untuk Uruguay. Berapa menurut anda?

1 komentar:

  1. Salah Total tuh bapak, skornya buat Indo gak jadi 0 kok.... Dan impian bapak terkabul, Boaz nyetak gol.... Dan umm.... pendeskripsian suasanan hati bapak yg ngeri itu agak lebay nih, walaupun kocak sih... hahahaha.....

    BalasHapus