Rabu, 28 Agustus 2013

Nosce Te Ipsum



Ungkapan di atas merupakan terjemahan Latin dari kalimat Yunani gnothi seauton (know thyself -- kenalilah dirimu sendiri) yang tertulis di pintu gerbang masuk kuil Apolo, di Delphi, Yunani.  Sebenarnya ada 2 kalimat lain yang terukir di sana, yaitu:  meden agan (nothing in excess) dan engua para d’ate (make a pldge and mischief is nigh).  Ungkapan Nosce Te Ipsum atau juga dikenal Temet Nosce ini dipopulerkan oleh Sokrates (470-399 SM).  Lewat ungkapan ini, ia menekankan bahwa titik tolak untuk mencari kebijaksanaan adalah pengenalan diri.



Kuil Apolo, Delphi, Yunani

Pius Pandor, dalam Ex Latina Claritas, memaparkan bahwa salah satu metode yang dapat mengantar orang pada pengenalan akan diri sendiri adalah metode dialektika.  Melalui metode ini Sokrates berusaha mengantar orang dari tahap pemikiran yang sempit atau dangkal menuju pengertian yang dalam dan sejati, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan, debat dan penajaman persoalan. 

Sokrates (470-399 SM)
Sokrates memiliki keyakinan kuat bahwa pengenalan akan diri sendiri merupakan kunci utama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lain yang ada dalam hidup sehari-hari.  Jadi sebelum menjawab pertanyaan apa itu kebenaran?, apa itu kejahatan?, apa itu keadilan? dan banyak pertanyaan lainnya, maka hal pertama yang dilakukan adalah pengenalan akan diri sendiri.

Anda tentu ingin mengetahui banyak hal tentang sesama, alam dan Tuhan yang menciptakan anda.  Kalau ingin mengetahui semuanya itu, maka pengenalan akan diri sendiri merupakan pintu masuknya.  Mengenal diri sendiri pertama-pertama berarti memahami siapa diri anda sebenarnya.  Setelah mengenal siapa diri anda, maka tahap berikutnya adalah menerima diri, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri anda.  Dari penerimaan diri, anda diajak untuk merealisasikan diri sehingga menjadi pribadi yang utuh dan otentik.  Ketika anda mengenal diri sendiri lewat pemahaman akan diri sendiri, penerimaan dan aktualisasi diri, maka anda akan dituntun untuk mengenal sesama dan kebenaran-kebenaran penting lainnya dalam ruang kehidupan anda.  Pada titik ini, orang lain adalah diri anda yang berada di luar.

Pemahaman seperti itulah yang membuat hidup Anda semakin berkembang.  Karena itu, bersama Sokrates kita diajak untuk sama-sama berkata: “Hidup yang tidak direnungkan/diperiksa tidak layak untuk dihidupi” (Apologia, 38a).  Dengan melakukan perenungan, manusia semakin mengenal dan akrab dengan dirinya.  Dalam hal ini, benar apa yang terungkap dalam adagium Latin berikut: Agere volentem semper meditari decet – “yang punya keinginan untuk melakukan haruslah selalu merenungkannya” (Ausonius, Ludus Septem Sapientum, 223).  Tentu yang direnungkan adalah hal-hal baik dan mulia.  Itulah yang mengantar Anda pada kedalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar